Penulis: Bayu Ajie
Sari, adalah gadis lucu dan periang, Sari berumur 5 tahun, pada umumnya gadis seumurnya pada hari-hari nya adalah bermain dengan teman sebaya, berlari kesan-kemari lincah sekali. Namun Sari kini tinggal kenangan indah bagi orang tua dan teman-teman yang di tinggalkan, gadis belia ini telah pergi karena penyakit Rabies.
Belum sampai dua jam dirawat di RSUP M Djamil Padang, Sarmila Sari (5) akhirnya meninggal dunia akibat virus rabies yang dideritanya, Selasa (1/2). Warga Koto Talang Kabupaten Solok ini tiba di RSUP M Djamil sekitar pukul 12.30 WIB dan menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 14.20 WIB, Sari tercatat sebagai rentetan korban keganasaan Rabies di tahun 2011 ini.
Berbahayanya virus ini mengharuskan masyarakat yang tinggal di provinsi rabies bisa mengenal dan mengetahui tentang penyebab, gejala dan pengobatan yang tepat.
Upaya Pencegahan
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera. Virus rabies sebenarnya dapat dibawa oleh anjing, kucing, dan kera. Dimana potensi terbesar saat ini disebarkan oleh anjing (98%). Hanya (2 %) Penularannya melalui gigitan hewan pembawa virus rabies lain dan termasuk zoonosis seperti kucing, kelelawar, rakun, sigung dan rubah.
Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit dan tindakan selanjutnya penderita di bawa ke pelayanan kesehatan terdekat untuk di beri pertolongan lebih lanjut.
Penanggulangan rabies bukanlah tanggung jawab pemerintah saja melainkan seluruh masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam hal ini sangatlah diperlukan dimana lembaga desa dapat berperan serta langsung dalam mendukung suksesnya program pengendalian Rabies.
Perkembangan penyakit rabies semakin hari semakin mengkhawatirkan keadaannya. Jumlah korbannya terus bertambah dan wilayah penyebarannya juga terus meluas. Apa yang telah kita lakukan ternyata masih belum bisa mewujudkan Indonesia terbebas dari rabies.
Promosi kesehatan dengan pemberdayaan masyarakatnya yang merupakan salah astu strategi dasarnya, dalam mengatasi penyakit Rabies sebenarnya banyak potensi organisasi masyarakat yang dapat digerakan dalam mendukung program pengendalian Rabies ini seperti Organisasi masyarakat, LSM, Universitas, dan lainnya dalam suatu gerakan pemberdayaan masyarakat. Inilah bentuk peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangan rabies. Permasalahan rabies adalah masalah kita semua jadi sudah sepantasnya kita semua berperan serta dalam penanggulangannya.
Sumber : pusat promkes dinkes